Studi tentang Kalimantan pernah membawa nama seorang peneliti Kalifornia menjadi terkenal dalam peta akademis di tahun 1990-an. Anna Lowenhaupt Tsing dalam bukunya yang berjudul In The Realm Of The Diamond Queen meneliti suku Dayak Meratus dan dinamika kehidupan mereka yang dianggap marjinal dan terpinggirkan di hutan hujan lebat di Kalimantan Selatan, Indonesia.
Tsing dengan sengaja menggerakkan fantasi perkotaan yang akrab dan keras kepala tentang diri sendiri dan orang lain sembari memotret mekanisme adaptasi yang orang Dayak Meratus lakukan terhadap hubungannya kepada birokrat Indonesia, program keluarga berencana, rakyat Banjar dan tentara Jawa.
Kesuksesannya berhasil membawa studi Dayak Meratus menjadi kajian yang dianggap ikonik dan luar biasa. Dengan karyanya yang rupanya menarik banyak mata sarjanawan dunia ini, In The Realm Of The Diamond Queen masih menjadi rujukan banyak cendikiawan muda kala berbicara studi kawasan Kalimantan.
Tidak hanya itu, pada tahun 2019, terminologi Kalimantan kembali menguap kepermukaan dengan hadirnya gagasan pembangunan Ibu Kota Nusantara. Ibu kota yang berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur kembali membawa terminologi Kalimantan ke dalam peta akademis yang diremajakan.
Kajian tentang Kalimantan kembali mewarnai geneologi pengetahuan diberbagai wilayah baik seminar nasional, konfrensi nasional, hingga penerbitan buku internasional yang berjawahkan Ibukota Nusantara contohnya “Assembling Nusantara: Mimicry, Friction, and Resonance in the New Capital Development”.
Studi kawasan Kalimantan sekali lagi menemukan tempatnya untuk diperbincangkan.
Asosiasi Peneliti Studi Kawasan Kalimantan (APSK) dilahirkan dengan tujuan untuk mewadahi produksi geneologi pengetahuan kawasan Kalimantan khususnya suara cendikiawan yang merupakan putra-putri daerah dan tidak menutup kolaborasi bersama mereka yang memiliki ketertarikan minat yang sama guna mengangkat kontribusi peneliti daerah dan menyebarkannya menjadi cakrawala pengetahuan berstandar dunia.
APSK ini juga hadir untuk mengungkap perspektif lokal atas kontruksi pengetahuan terhadap diri mereka yang lahir dari semangat dekonstruksi dan rekonstruksi ulang pengetahuan tentang kawasan Kalimantan yang akan memperkaya khazanah pengetahuan yang telah lama berkembang.
Berdasarkan fakta tersebut, Asosiasi Peneliti Studi Kawasan Kalimantan (APSK) merupakan asosiasi peneliti, pengajar, penggiat, dan peminat studi Kalimantan. Akhirnya, APSK memiliki tanggung jawab untuk memikirkan filsafat studi Kalimatan dan masa depan wilayah Kalimantan sehingga mampu hadir dan bermanfaat pada masyarakat Kalimantan khususnya dan lainnya.
SEKERTARIAT:
JL. Diponegoro No. 2 RT. 01 RW.01, Kec. Pahandut Kel. Panarung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah 773111